Pages

Subscribe:

mari membaca, :)

animasi favorit ku

animasi favorit ku
ku suka animasi gambar sapi

Mengenai Saya

Foto saya
write and share is the best thing in my life

follower

Rabu, 23 Mei 2012

Pengaruh Aspek Geografi Dalam Perpindahan Mesjid Jami Sungai Jingah sebagai saksi Sejarah Perkembangan Islam di Banjarmasin (Bagian I)

NAMA : Dina Noor Apriyani M
NIM : A1A109073
MATA KULIAH : GEOGRAFI SEJARAH

Tulisan ini adalah hasil tugas saya saat semester 3, sehingga banyak sekali kekurangan dalam segala aspek baik dalam segi EYD maupun pengolahan kata bahasa dan juga sumber, Sumber yang saya gunakan dari berbagai sumber. Selamat membaca semoga bermanaat :)

Pada mulanya kepercayaan orang Banjarmasin adalah kepercayaan dinamisme dan animisme kemudian menganut agama hindu hingga akhirnya berkembanglah agama islam di banjarmasin, perkembanga agama islam di banjarmasin sangat terasa sampai sekarang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa awal masuknya pengaruh agama Islam  di Banjarmasin pada abad ke XV  melalui jalur perdagangan. Pengaruh Islam ini dibawa oleh pedagang- pedagang muslim seperti Raden Paku. Pemeluk agama Islam pertama diperkirakan adalah golongan pedagang dan masyarakat yang tinggal di bandar-bandar pelabuhan yaitu orang-orang Melayu dan orang-orang Ngaju. Agama Islam resmi sebagai agama Kerajaan Banjarmasin pada abad ke XVI, yaitu pada tanggal 24 September 1526 melalui Kerajaan Demak. Penerimaan agama ini terjadi pada masa pemerintahan Pangeran Samudera yang kemudian bergelar Sultan Suriansyah. Islam kemudian berkembang dengan pesat dibawah pemerintahan Sultan Suriansyah, perkembangan ini meliputi struktur organisasi pemerintahan, sosial budaya dan penyebaran pengaruh agama Islam ke wilayah kekuasaan Kerajaan Banjarmasin. Perkembangnya yang sama juga terjadi pada masa Sultan Tahmidullah II dengan berdirinya tempat pendidikan pengajian pertama. Mengenai bukti-bukti berkembangnya Islam di Kerajaan Banjarmasin dapat        di lihat dari peninggalan-peninggalan sejarah antara makam raja-raja Banjarmasin.(http karya ilmiah.um.ic.id diakses tanggal 25 desember 2O10)
Perkembangan Islam dapat kita lihat dengan adanya tempat beribadah yang hinga kini berdiri kokoh. Banyak masjid yang diagungkan di Indonesia tetap mempertahankan bentuk asalnya yang menyerupai (misalnya) candi Hindu/Buddha bahkan pagoda Asia Timur, atau juga menggunakan konstruksi dan ornamentasi bangunan khas daerah tempat masjid berada. Pada perkembangan selanjutnya arsitektur mesjid lebih banyak mengadopsi bentuk dari Timur Tengah, seperti atap kubah bawang dan ornamen, yang diperkenalkan Pemerintah Hindia Belanda.
Salah satu saksi sejarah perkembangan Islam di banjarmasin adalah mesjid  jami Banjarmasin yang terkenal dengan mesjid Jami sungai jingah Banjarmasin. Mesjid jami Banjarmasin didirikan pada tahun 1777, mesjid  jami pada saat itu berarsitektur joglo terletak di tepian sungai martapura, mungkin di tersimpan  pertanyaan di benak kita kenapa mesjid tempo dulu banyak terdapat di tepian sungai?. Menurut analisa saya mesjid kuno tempo dulu banyak terdapat di tepian sungai seperti contohnya mesjid jami tidak dapat di pisahkan karena faktor geografi banjarmasin yaitu terletak dipertemuan antara Sungai Barito dan Sungai Martapura, kota ini strategis sekali untuk perdagangan. Sungai Barito yang luas dan dalam, Sungai Martapura yang dapat dilayari kapal-kapal besar, memuat kapal-kapal Samudera dapat merapat hingga kota Banjarmasin, yang terletak 22 km dari laut Jawa.sehingga  sungai pada ssat itu adalah tempat alu lintas perdagangan dan tempat berbagai aktifitas, termasuk saran atempat penyebaran agama islam. .seperti yang disebutkan  Marwati Djoened Poesponegoro,Nugroho Notosu halaman 236
“Didaerah kalimantan selatan yang daerahnya mewakili sungai sungai besar  sisem hubungan antar daerah di lakukan  dengan perahu halaman 236.”
Telah  di sebutkan sebelumnya Mesjid jami Banjarmasin awalnya didirikan di tepian sungai martapura setelah itu di pindahkan ke daerah kelurahan antasan kecil, tak jauh dari letak mesjid jami sebelumnya. Perpindahan mesjid jami sangat di pengaruhi oleh aspek geografi. Menurut narasumber mesjid jami dahulu pindah karena adanya pelongsoran  tanah di sekitar mesjid itu, pelongsoran  tanah ini mungkin terjdi karena di sebabkan pengikisan air sungai atau erosi air sungai martapura yang merupakan anak sungai Barito , tanah di mesjid jami sebelumnya adalah tanah rawa yang becek dan di genangi air sehingga membuat bangunan yang didirikan mudah longsor  selain itu lahan atau lokasi mesjid jami pertama kali di nilai terlalu sempit padahal masyarakat banjarmasin pada saat itu memerlukan tempat beribadah yang lumayan besar .Untuk mengatasi masalah tersebut masyarakat banjar secara swadaya da bergotong royong membangun mesjid jami yang baru, semua orang bahu membahu mengumpulkan dana,menyumbanga tanah , pehiasan emas,hasil pertanian, sehingga diatas tanah 2 hektar berdiilah  mesjid yang megah dan luas sebagai tempat beribadah dan kegiatan lainnya pada tahun 1934 hingga sekarang. (bersambung......)
Sumber bahan :
 
Djoened Poesponegoro,Nugroho Notosu.--.Sejarah Nasional Indonesia III. Jkarta.Balai Pustaka
http//wikipedi/mobi/id/banjarmasin di akses 25 desember 2010
http//id.wordpress.com/tag/kalimantan selatan diakses 25 desember 2010
http karya ilmiah.um.ic.id diakses tanggal 25 desember 2010


0 komentar:

Posting Komentar