NIM : A1A109073
MATA KULIAH : GEOGRAFI SEJARAH
Tulisan ini adalah hasil tugas saya saat semester 3, sehingga banyak sekali kekurangan dalam segala aspek baik dalam segi EYD maupun pengolahan kata bahasa dan juga sumber, Sumber yang saya gunakan dari berbagai sumber. Selamat membaca semoga bermanaat :)
Pada
mulanya kepercayaan orang Banjarmasin adalah kepercayaan dinamisme dan animisme
kemudian menganut agama hindu hingga akhirnya berkembanglah agama islam di
banjarmasin, perkembanga agama islam di banjarmasin sangat terasa sampai
sekarang.
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa awal masuknya pengaruh agama Islam di Banjarmasin pada abad ke XV melalui
jalur perdagangan. Pengaruh Islam ini dibawa oleh pedagang- pedagang muslim
seperti Raden Paku. Pemeluk agama Islam pertama diperkirakan adalah golongan
pedagang dan masyarakat yang tinggal di bandar-bandar pelabuhan yaitu
orang-orang Melayu dan orang-orang Ngaju. Agama Islam resmi sebagai agama
Kerajaan Banjarmasin pada abad ke XVI, yaitu pada tanggal 24 September 1526
melalui Kerajaan Demak. Penerimaan agama ini terjadi pada masa pemerintahan
Pangeran Samudera yang kemudian bergelar Sultan Suriansyah. Islam kemudian
berkembang dengan pesat dibawah pemerintahan Sultan Suriansyah, perkembangan
ini meliputi struktur organisasi pemerintahan, sosial budaya dan penyebaran
pengaruh agama Islam ke wilayah kekuasaan Kerajaan Banjarmasin. Perkembangnya
yang sama juga terjadi pada masa Sultan Tahmidullah II dengan berdirinya tempat
pendidikan pengajian pertama. Mengenai bukti-bukti berkembangnya Islam di
Kerajaan Banjarmasin dapat di lihat
dari peninggalan-peninggalan sejarah antara makam raja-raja Banjarmasin.(http
karya ilmiah.um.ic.id diakses tanggal 25 desember 2O10)
Perkembangan
Islam dapat kita lihat dengan adanya tempat beribadah yang hinga kini berdiri
kokoh. Banyak masjid yang diagungkan di
Indonesia tetap mempertahankan bentuk asalnya yang menyerupai (misalnya) candi
Hindu/Buddha bahkan pagoda Asia Timur, atau juga menggunakan konstruksi dan
ornamentasi bangunan khas daerah tempat masjid berada. Pada perkembangan
selanjutnya arsitektur mesjid lebih banyak mengadopsi bentuk dari Timur Tengah,
seperti atap kubah bawang dan ornamen, yang diperkenalkan Pemerintah Hindia
Belanda.
Salah
satu saksi sejarah perkembangan Islam di banjarmasin adalah mesjid jami Banjarmasin yang terkenal dengan mesjid
Jami sungai jingah Banjarmasin. Mesjid jami Banjarmasin didirikan pada tahun
1777, mesjid jami pada saat itu
berarsitektur joglo terletak di tepian sungai martapura, mungkin di
tersimpan pertanyaan di benak kita
kenapa mesjid tempo dulu banyak terdapat di tepian sungai?. Menurut analisa
saya mesjid kuno tempo dulu banyak terdapat di tepian sungai seperti contohnya
mesjid jami tidak dapat di pisahkan karena faktor geografi banjarmasin yaitu terletak
dipertemuan antara Sungai Barito dan Sungai Martapura, kota ini strategis
sekali untuk perdagangan. Sungai Barito yang luas dan dalam, Sungai Martapura
yang dapat dilayari kapal-kapal besar, memuat kapal-kapal Samudera dapat
merapat hingga kota Banjarmasin, yang terletak 22 km dari laut Jawa.sehingga sungai pada ssat itu adalah tempat alu lintas
perdagangan dan tempat berbagai aktifitas, termasuk saran atempat penyebaran
agama islam. .seperti yang disebutkan Marwati
Djoened Poesponegoro,Nugroho Notosu halaman 236
“Didaerah kalimantan selatan yang
daerahnya mewakili sungai sungai besar
sisem hubungan antar daerah di lakukan
dengan perahu halaman 236.”
Telah
di sebutkan sebelumnya Mesjid jami
Banjarmasin awalnya didirikan di tepian sungai martapura setelah itu di
pindahkan ke daerah kelurahan antasan kecil, tak jauh dari letak mesjid jami sebelumnya.
Perpindahan mesjid jami sangat di pengaruhi oleh aspek geografi. Menurut narasumber
mesjid jami dahulu pindah karena adanya pelongsoran tanah di sekitar mesjid itu, pelongsoran tanah ini mungkin terjdi karena di sebabkan pengikisan
air sungai atau erosi air sungai martapura yang merupakan anak sungai Barito ,
tanah di mesjid jami sebelumnya adalah tanah rawa yang becek dan di genangi air
sehingga membuat bangunan yang didirikan mudah longsor selain itu lahan atau lokasi mesjid jami
pertama kali di nilai terlalu sempit padahal masyarakat banjarmasin pada saat
itu memerlukan tempat beribadah yang lumayan besar .Untuk mengatasi masalah
tersebut masyarakat banjar secara swadaya da bergotong royong membangun mesjid
jami yang baru, semua orang bahu membahu mengumpulkan dana,menyumbanga tanah ,
pehiasan emas,hasil pertanian, sehingga diatas tanah 2 hektar berdiilah mesjid yang megah dan luas sebagai tempat
beribadah dan kegiatan lainnya pada tahun 1934 hingga sekarang. (bersambung......)
Sumber bahan :
Sumber bahan :
Djoened Poesponegoro,Nugroho Notosu.--.Sejarah Nasional Indonesia III. Jkarta.Balai Pustaka
http//wikipedi/mobi/id/banjarmasin
di akses 25 desember 2010
http//id.wordpress.com/tag/kalimantan
selatan diakses 25 desember 2010
http
karya ilmiah.um.ic.id diakses tanggal 25 desember 2010
0 komentar:
Posting Komentar